Ketua Rayon Al-Kindi PMII UNISMA Kota Malang

Berbicara tentang perempuam banyak hal yang perlu kita pahami hari ini terkhusus kepada kader-kader PMII, kader-kader Pergerkan, terkhusus lagi kepada kader-kader Kopri, dimana hari ini sudah waktunya untuk para perempuan-perempuan harus mengambil langkah dengan penuh optimisme dalam hal meninggalkan paham-paham yang melemahkan citra diri seorang perempuan.

Sekitar satu minggu yang lalu saat sahabati Yuliana Direktur Kopri PMII Rayon Al-Kindi menyampaikan kepada saya mengenai tema yang akan diangkat dalam seminar Kopri nanti adalah Dunia Perempuan : Dari Perempuan Untuk Perempuan, secara spontan langsung merubah anggapan saya terhadap para Kopri-kopri Rayon Al-Kindi bahwa pemahan kader Kopri Rayon Al-Kindi hari ini telah berada ditingkatan yang luar biasa, karena sebelumnya ada keresahan saya tema yang akan diangkat dalam seminar tersebut adalah seputar gender.

Karena biasanya formula yang ada di PMII tidak lain di Al-Kindi melulu seperti itu pembahasan yang disajikan oleh kader-kader putri hampir lebih dari lima puluh persen melulu tentang perjuangan adil gender, yang kadang seolah pemaham perempuan ditarik kearah untuk selalu menyamai bahkan berkompetisi dengan laki-laki. Dalam forum diskusi tidak jarang ada pengaruh pemahaman yang luar biasa bahwa laki-laki adalah musuh bagi perempuan. Seperti dijaman perjuangan saja, wkwk wanita dijajah pria, seperti itulah kira-kira, anehnya hal semacam itu masih sekali usum sampai saat ini.

Tapi hari ini dengan jelas Kopri PMII Rayon Al-Kindi telah mengawali pembaharuan bahwa gerakan yang seharusnya dilakukan oleh perempuan bukan lagi terfokus pada feminisme, emansipasi, patriarki, atau yang senada dengannya, tapi gerakan perempuan harus seperti yang telah coba dibangun oleh kader-kader Kopri PMII Rayon Al-Kindi, berawal dari mengkokohkan pemahaman terlebih dahulu agar nantinya tidak salah kaprah dalam mensiasati setiap arah gerak yang dilakukan oleh para kaum perempuan itu sendiri.

Saya rasa dari tema yang diangkat telah menggambarkan kemajuan berfikir para Kopri PMII rayon Al-Kindi, untuk tidak stagnan digaris perjuangan. Seperti yang tertulis dalam bukunya Soekarno yang berjudul Sarinah bahwa ada tiga tingkatan pergerakan perempuan, yang pertama adalah pergerakan penyempurnaan keperempuanannya, dimana disini dapat diartikan sebagai cara pendang umum masyarakat mengenai kodrat perempuan, seperti memasak, menjahit, berhias, bergaul, merawat anak dan sebagainya, yang kedua pergerakan emansipasi perempuan, pergerakan perempuan yang menuntut persamaan hak dengan kaum laki-laki khususnya dalam melakukan pekerjaan dan hak pilih dalam pemilu, dan yang ketiga adalah pergerakan perempuan sosialis, dimata Soekarno merupakan penyempurnaan terhadap gerakan perempuan.Bedanya dengan pergerakan yang kedua bahwa aksi perempuan feminis berjalan melawan laki-laki sedangkan aksi wanita sosialis berjalan bersama dengan laki laki.

Gerakan yang sudah dilakukan oleh Kopri PMII Rayon Al-Kindi telah berada diatas tingkatan feminisme walaupun belum sampai pada tingkatan sosialis, dari perempuan untuk perempuan adalah langkah untuk menuju kesosialisan tersebut. Mula-mula terlebih dahulu berjalan bergandengan sesama perempuan hingga pada akhirnya akan sampai pada tingkatan tertinggi untuk berjalan bergandengan bersama  dengan laki-laki.

Harapan besar dengan diadakannya seminar tentang keperempuanan oleh Kopri PMII Rayon Al-Kindi yang akan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 19 maret depan ini mampu memberikan pemahaman mengenai perjuangaan perempuan yang seharusnya, memberikan kesadaran betapa pentingnya peranan perempuan dalam motor penggerak kemajuan.
Untuk menjadi kuat perempuan harus paham terlebih dahulu dirinya sendiri, Seperti kata Mbak Najwa Shihab perempuan harus membangun lingkaran kekuatan antar perempuan, lingkaran untuk berbagi pikiran dan perasaan, juga memupuk keberanian, percayalah perempuan tidak pernah sendirian jika mau membangun lingkaran.

Dan kamu, kaum wanita Indonesia, akhinya nasibmu adalah ditangan kaum sendiri. Saya memberi peringatan kepada kaum laki-laki untuk memberi keyakinan kepada mereka tentang hargamu dalam perjuangan, tetapi kamu sendiri harus menjadi sadar, kamu sendiri harus terjun mutlak dalam perjuangan. (Sarinah 326)

Penulis : Maksum Zuhdy, Kader PMII Rayon Al-Kindi, Komisariat UNISMA.

Editor : Hul