Aktivis sekaligus pecandu kopi

Diawal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan adanya pandemi COVID-19 yang mewabah dimulai dari China, kemudian merambat ke daerah Eropa, hingga Asia termasuk di Indonesia. Pandemi COVID-19 di Indonesia sudah masuk maret awal hingga sekarang di bulan April. Setiap hari korban meningkat, dan beberapa kegiatan harus diberhentikan bahkan ada pembatasan sosial. Untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi ini.

Perlu kita ketahui juga bahwa bulan April merupakan bulan yang istimewa bagi organisasi besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia  (PMII). Bulan april juga disebut sebagai bulan pergerakan. Kenapa demikian? Karena dibulan inilah organisasi PMII dilahirkan oleh 13 pendiri. Tepat pada tanggal 17 April 1960 PMII Lahir dan disahkan di Surabaya.

Dengan adanya pandemi ini, momen istimewa tersebut tidak begitu meriah. Bahkan refleksi harlah dilakukan dengan cara online semua. Ini sangat menyayangkan bagi kafer PMII yang seharusnya berbahagia malah berduka dengan adanya oandemi ini.

Pandemi ini telah menyerang ribuan orang bahkan di berbagai negara dan menelan ratusan hingga ribuan korban manusia. Terakhir tercatat situaasi virus corona (COVID-19) 19 April 2020 Global Negara / Kawasan: 213 Kasus Terkonfirmasi: 2.203.927 Kematian: 148.749 Di Indonesia Positif: 6.575 Sembuh: 686 Meninggal: 582 (berdasarkan data dari https://www.covid19 .go.id)

Dengan adanya surat edaran pemerintah dan juga PB PMII tentang social distancing sehingga banyak kegiatan penting PMII yang tidak terselenggara dan membuat kader atau anggota PMII berdiam di rumah saja.

Lalu langkah apa yang harus diambil oleh kader atau anggota PMII di tengah pandemi covid-19 ini?

Sebagai kader atau anggota harus peka dengan masalah yang terjadi sekarang ini. yaitu dengan cara mengikuti aturan pemerintah dengan tetap dirumah masing-masing, menjaga kesehatan dan selalu cuci tangan sehabis melakukan aktivitas.

Dalam keadaan yang seperti ini tidak menutup kemungkinan untuk kita khususnya kader atau anggota PMII berdiam-diam saja di rumah tanpa melakukan aktivitas yang sekiranya bermanfaat dan tetap produktif. Mungkin banyak dari kader atau anggota PMII yang memiliki jiwa menulis dan membaca sehingga di bawah pandemi seperti sekarang inilah waktu yang tepat untuk membaca dan menulis bagi kader PMII.

Kader atau anggota PMII juga harus mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya Covid-19 dan juga meminimalisir penyebaran tentang berita hoax kepada masyarakat sekitar. Melihat beberapa media terlalu provokatif sehingga masyarakat semakin takut dengan adanya pandemi ini. Media adalah pusat informasi terbesar, jadi jangan salahkan berita hoax yang menyebar luas ditengah-tengah masyarakat.

Sangat berharap bagi kader ataupun anggota PMII untuk tetap berada di garda terdepan dan bersama masyarakat untuk memberikan sumbangsih intelegensi dan energi positif yaitu untuk meminimalisir agar mereka tidak mudah terjebak dengan yang namanya media , sehingga wajib hukumnya bagi kader atau anggota PMII untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang bahaya dan ancamannya.

Dengan demikian seluruh kader atau anggota PMII  wajib membantu kebijakan pemerintah untuk mensosialisasikan prosedur pencegahan dan transmisi COVID-19 di lingkungan masing-masing serta memberikan arahan kepada masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup bersih.

Sebagai kader dan anggota PMII tidak menuntut kita diam di tengah-tengah pandemi akan tetapi kita harus tetap produktif dan tetap mengikuti protokol pemerintah agar memutus rantai penyebaran COVID-19.

Penulis : Inonk, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Semester 4.

Editor : hul